Peran PEPI, Cetak Generasi Milenial di Era Pertanian 4.0

By Admin


nusakini.com - Generasi muda atau yang saat ini bisa disebut pemuda milenial menjadi penentu kemajuan pertanian di masa depan. Estafet petani selanjutnya adalah pada pundak generasi muda, mereka mempunyai inovasi dan gagasan kreatif yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan pertanian, merupakan salah satu program. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo fokus pada pengembangan sumber daya manusia.

Berkenaan dengan hal tersebut, Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia (PEPI) melakukan terobosan dengan melakukan Kolaborasi dengan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (POLMAN) dalam menciptakan generasi milenial dalam mewujudkan institusi terdepan dalam pendidikan,pengembangan dan penerapan teknologi manufaktur yang diakui dunia.

Otto Wakil Direktur IV Bidang Produksi dan Wirausaha menjelaskan bahwa Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (POLMAN) adalah Politeknik Negeri pertama di Indonesia yang dahulu bernama Politeknik Mekanik Swiss (PMS-ITB). POLMAN Bandung berdiri sejak tahun 1977 merupakan hasil kerjasama bilateral antara pemerintah RI dan pemerintah Konfederasi Swiss, yang dalam pelaksanaannya Pemerintah Indonesia diwakili oleh ITB dan Swisscontact mewakili Pemerintah Swiss yang berakhir pada tahun 1995.

Beliau menambahkan bahwa untuk mendukung perkembangan teknologi industri di Indonesia melalui pendidikan teknik. Program pendidikan politeknik yang dilaksanakan pada saat itu menekankan pada peningkatan kemampuan dan penerapan teknologi industri dibidang-bidang pembuatan perkakas presisi, perawatan mesin produksi, dan perancangan mekanik. 

Mardison S selaku Direktur PEPI, Polman Bandung adalah rujukan civitas akademika PEPI untuk pembelajaran permesinan dan mekatronika. Kolaborasi ini akan menghasilkan petani milenial yang maju, mandiri dan modern. Sesuai dengan target Kementerian Pertanian yaitu memenuhi pangan 267 juta penduduk, penumbuhan petani milenial dan peningkatan ekspor. Kolaborasi Polman Bandung dan PEPI akan mempercepat pencapaian target tersebut. Ini merupakan pertemuan awal, selanjutnya PEPI akan mengirimkan pendidik, tenaga kependidikan dan mahasiswa untuk magang di Polman Bandung.

Di era yang serba digital sekarang ini, para dosen dituntut untuk mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Penerapan metode pembelajaran kelas yang masih konvensional membuat mahasiswa kerap merasa bosan dan tak bersemangat untuk mempelajari ilmu dalam perkuliahan.

“Mahasiswa yang dihadapi adalah mahasiswa milenial, mahasiswa yang melek digital. Jadi tidak mungkin lagi metode pembelajaran secara konvensional, itu akan sangat membosankan,” ujar Inneke Kusumawaty, Kepala Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Kementerian Pertanian RI, saat Bimtek AA di Yogyakarta. (eg/an)